SAMARINDA - Potensi ekonomi kreatif di Kaltim yang ada sejak lama akan terus digali dan dikembangkan potensinya. Ekonomi kreatif bukanlah produk baru, namun perkembangannya di Kaltim masih bergerak perlahan dan perlu upaya untuk terus ditingkatkan.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kaltim, HM Aswin saat membuka Sosialisasi Kebijakan Ekonomi Kreatif di Kaltim yang berlangsung di aula Disbudpar Kaltim, Senin (8/7).
Aswin menjelaskan, Presiden telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Ekonomi Kreatif yang ditujukan kepada 28 Kementerian, Badan, Gubernur, Walikota dan Bupati di seluruh Indonesia.
"Instruksi ini menyangkut 14 sub sektor pengembangan ekonomi kreatif sebagai komoditas unggulan. Kita harus sudah bersiap ketika ekonomi kreatif ini dilimpahkan ke provinsi dan kabupaten/kota," ujarnya.
Dikatakan, 14 sub sektor ekonomi kreatif yang menjadi perhatian dalam pengembangan diantaranya adalah periklanan (advertising), arsitektur, kerajinan tangan (handycraft), desain, mode dan fashion, film, video dan fotografi, permainan kreatif, musik, pasar barang seni, seni pertunjukkan (showbiz), penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak (software), radio dan televisi (broadcasting), serta riset dan pengembangan.
Sementara itu, Dewan Pakar Forum Komunikasi Mahasiswa Kalimantan Timur, Surya Yoga menjelaskan bahwa ekonomi kreatif yang di Kaltim perkembangannya masih lambat jika dibanding dengan produk-produk dari provinsi lain.
"Amplang yang kita kenal dari dulu rasanya tidak berubah atau mengalami modofikasi. Begitu juga dengan Motif Sarung Samarinda yang belum berani tampil dengan kreasi-kreasi baru tetapi tetap memiliki corak khas Sarung Samarinda. Produk makanan dan kerajinan di Kaltim masih sulit ditemukan di daerah lain semisal di Jakarta," ujarnya.
Surya Yoga mengharapkan Kaltim dapat memilih industri ekonomi kreatif yang sesuai dengan kondisi dan situasi Kaltim. Kota Bandung terkenal dengan ekonomi kreatif fashion, film dan video, radio siaran dan desain. Kota Jakarta dikenal dengan industri perfilman, musik, video, film dan percetakan.
Demikian juga Kota Yogyakarta mengambil kekhususan di bidang barang antik dan seni pertunjukan, Kota Surabaya memilih perangkat lunak, permaian kreatif dan perangkat hiburan. Sedangkan Kota Denpasar memilih barang antik dan seni pertunjukkan.(yul/hmsprov).
///Foto : Amplang merupakan salah satu penganan khas Kaltim yang terus didorong untuk melakukan inovasi sebagai upaya meningkatkan perluasan pasar.(dok/humasprov kaltim)
27 Desember 2017 Jam 09:08:01
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
10 Juni 2020 Jam 12:38:18
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
07 Maret 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
31 Desember 2013 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
18 Maret 2013 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
12 Desember 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
23 Januari 2021 Jam 08:29:40
Kesehatan
23 Januari 2021 Jam 08:28:35
Pemerintahan
22 Januari 2021 Jam 12:20:16
Sosial
22 Januari 2021 Jam 12:19:48
Sumber Daya Manusia
22 Januari 2021 Jam 12:19:22
Kesehatan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
04 Juni 2018 Jam 21:16:49
Pemerintahan
01 Desember 2017 Jam 12:46:41
Pemerintahan
05 April 2016 Jam 00:00:00
Pendidikan
02 September 2016 Jam 00:00:00
Kelautan dan Perikanan
22 November 2016 Jam 00:00:00
Pendidikan