SAMARINDA – Dinas Pertanian Tanaman Pangan menerbitkan Katalog Anggrek Spesies Kaltim sebagai bentuk pendataan, pelestarian dan dokumentasi bagi anggrek alam yang pernah tumbuh di seluruh kabupaten/kota di Kaltim. Katalog ini berisi 25 spesies anggrek alam Kaltim lengkap dengan gambar, nama latin, nama daerah, cara perbanyakan dan agloklimat.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, H Ibrahim mengatakan anggrek-angrek yang ada di hutan-hutan Kaltim memiliki nilai historis karena banyak anggrek-angrek alam tersebut merupakan plasma nutfah yang tidak ditemukan di daerah lain di Indonesia.
Sebut saja Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata), Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum), Anggrek Ekor Tikus (Paraphalaenopsis labukensis) dan Angrek Bulan Raksasa (Phalaenopsis gigantea) yang hanya ditemukan di Kabupaten Berau.
“Kita menyambut baik terbitnya catalog ini sebagai bagian dari upaya pendataan dan dokumentasi. Apalagi, kegiatan memelihara anggrek ini telah berkembang luas di masyarakat, tentunya membutuhkan sebuah panduan agar lebih mengetahui berbagai jenis anggrek yang ada di Kaltim,” ujarnya.
Selain pada aspek estetika dan pelestarian, anggrek di masa depan dapat menjadi komoditas unggulan hortikultura yang harus dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi petani atau pekebun.
Dukungan pemerintah terhadap pengembangan anggrek, khususnya pada Balai Benih Induk Hortikultura, telah ditingkatkan dari tahun ke tahun salah satunya dengan penyusunan Katalog Anggrek Spesies Kaltim ini.
Sementara itu Kepala Balai Benih Unduk Hortikultura (BBIH) Kaltim, Ir Refrimen menjelaskan bahwa terdapat 25 spesies anggrek yang telah terdata dan masuk dalam katalog.
Ada dua kelompok anggrek yang telah dibudidayakan yaitu anggrek hibrid dan anggrek alam atau anggrek alam. Permintaan akan anggrek ini tetap stabil dan terus meningkat setiap tahunnya. Begitu juga dengan anggrek alam setiap tahun makin banyak penggemarnya, bahkan yang mencari adalah penggemar anggrek dari luar Kaltim.
Dari 25 jenis telah terdata, terdapat 15 spesies yang telah dilakukan perbanyakan baik melalui kultur jaringan maupunperbanyakan secara vegetatif.
“Upaya pelestarian berupa eksplorasi atau berburu langsung anggrek ke 14 kabupaten/kota. Kita berharap semua anggrek alam dapat terkoleksi dan terdata. Mungkin saja, ada anggrek yang dikoleksi oleh masyarakat tetapi belum terdata oleh tim. Kita perjuangkan semua anggrek spesies asal hutan Kaltim dapat terkoleksi dan dapat diperbanyak untuk pelestariannya,” ujarnya.
Katalog yang disusun sejak tahun 2012 ini, mendapat arahan dari mantan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, H Eddy Heflin dengan tim penyusun diantaranya Kepala Bidang Produksi Hortikultura, Ir Uni Gamayati, Kepala UPTD BBI Hortikultura, Ir Refrimen serta melibatkan unsur dari Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) baik pusat, daerah dan kota Balikpapan dan Samarinda.(yul/hmsprov)
Foto: Anggrek Hitam, khas Kaltim. (yuliawan/humasprov kaltim).
03 Maret 2019 Jam 20:35:14
Pertanian dan Ketahanan Pangan
19 September 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
23 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
07 Juli 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
13 Juli 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
16 Februari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 April 2021 Jam 06:47:16
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
30 April 2021 Jam 06:46:34
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
14 April 2021 Jam 19:41:18
Kesehatan
13 April 2021 Jam 04:09:10
Kesehatan
13 April 2021 Jam 04:08:50
Berita Acara
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
29 Oktober 2018 Jam 19:31:41
Pemerintahan
24 November 2019 Jam 18:13:05
Dekranasda
13 Januari 2020 Jam 15:21:57
Keamanan Kaltim
24 Desember 2019 Jam 07:21:17
Perpustakaan
23 Desember 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan