LOA JANAN - Hadir dalam prosesi penerimaan tamu jelang pemakaman jenazah tokoh Kaltim, yang juga mantan Anggota DPR RI, Luther Kombong di Pemakaman Tongkonan Sangsorayan Km 9 Poros Samarinda-Balikpapan, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak dinobatkan sebagai Warga Kehormatan Keluarga Besar Tana Toraja (Tator). Penobatan ditandai dengan pengalungan sarung putih kepada Gubernur Awang Faroek Ishak oleh istri mendiang Luther Kombong Hariyanti disaksikan para tokoh masyarakat Tator.
Awang Faroek Ishak mengatakan prosesi jelang pemakaman Luther Kombong oleh masyarakat Tator ini patut diapresiasi. Prosesi ini juga sebagai bentuk penghormatan dan adat budaya yang patut dilestarikan. "Terima kasih atas penghargaannya. Masyarakat Tator di Kaltim selama ini telah banyak berperan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Termasuk yang telah dilakukan mendiang Luther Kombong. Sehingga wajar penghormatan terakhir patut diberikan," kata Awang Faroek Ishak, Rabu (25/4).
Awang mengatakan sangat menghargai kebudayaan masyarakat Tator. Bahkan, Luther melalui istrinya mendedikasikan lahan seluas 32 hektar di Poros Samarinda-Balikpapan untuk kepentingan bagi masyarakat Kaltim maupun warga Tator. Termasuk, lokasi ini bisa menjadi obyek wisata budaya yang dimiliki Kerukunan Warga Tator di Kaltim.
Awang mengapresiasi kebudayaan yang dikembangkan warga Tator di daerah ini. Pemerintah memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin mengembangkan potensi budaya daerah asal masing-masing di Kaltim. "Kita harapkan apa yang didedikasikan Keluarga Besar Luther Kombong dapat dikembangkan dan menjadi tujuan wisatawan untuk mengenal budaya Tator. Artinya, mengenal budaya Tator tidak perlu jauh ke Sulawesi Selatan, tetapi ada di Kilometer 9 Loa Janan, Kaltim," jelasnya.
Menurut Awang, lokasi yang diberikan keluarga besar Luther Kombong patut menjadi contoh bagi keluarga besar kesukuaan atau etnis lain di Kaltim. Sehingga ada satu lokasi atau tempat wisata budaya yang dapat diketahui masyarakat selain di luar Kaltim. Karena itu, Awang meminta kepada warga Tator untuk terus menghargai orang daerah dan orang daerah juga bisa menghargai warga Tator. "Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Prinsip itulah yang diharapkan bisa ditanamkan masyarakat Tator, sehingga keberagaman yang ada di daerah ini tetap terjaga dan kondusifitas daerah semakin baik, meski berbeda etnis, suku dan budaya serta agama," jelasnya. Dalam kesempatan tersebut, tampak prosesi juga dilaksanakan Ma'badong atau nyanyian dan tarian kedukaan oleh masyarakat Tator. (jay/sul/humasprov)
24 September 2013 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
25 November 2019 Jam 21:24:42
Kebudayaan dan Pariwisata
20 Februari 2017 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
24 September 2013 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
19 September 2019 Jam 23:08:04
Kebudayaan dan Pariwisata
10 Januari 2021 Jam 06:04:43
Kebudayaan dan Pariwisata
19 April 2021 Jam 18:46:48
Kebudayaan dan Pariwisata
19 April 2021 Jam 18:46:33
Berita Acara
19 April 2021 Jam 18:46:10
Berita Acara
18 April 2021 Jam 19:54:13
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
18 April 2021 Jam 19:53:52
Agama
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
06 September 2013 Jam 00:00:00
Kependudukan dan Catatan Sipil
10 Mei 2020 Jam 16:59:36
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
20 Desember 2013 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
11 September 2015 Jam 00:00:00
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
17 September 2015 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian