Samarinda - Taman Makam Umum Raudhatul Jannah Serayu Tanah Merah menjadi saksi bisu saat 5 jenazah dengan rincian 4 probable dan 1 positif Covid-19 dimakamkan dengan prosedur Covid-19. Dimulai pagi hari hingga terakhir menjelang dinihari.
Ada pula satu jenazah yang dimakamkan dengan dikremasi. Total keseluruhan yang berpulang probable Covid-19 dan positif Covid-19 berjumlah 6 orang.
Sesekali terlihat relawan dan tim BPBD Kota Samarinda tertatih, kesulitan saat mengangkat peti jenazah melewati terjal tanjakan. Juga harus ekstra hati-hati saat berpijak pada tanah merah basah.
Beberapa relawan yang terlebih dahulu berada di posisi atas, sigap mengulurkan bantuan agar tak tergelincir. Dibutuhkan kesabaran dalam menguburkan jenazah dengan protokol Covid. Belum lagi APD lengkap standar masker yang berlapis, membatasi gerak, dan terengah karena jalan pernafasan yang terhambat.
Sebelumnya, pagi hari di RSUD AWS, dr. David Hariadi Masjhoer, sang pemimpin rumah sakit tak mampu menyembunyikan kesedihannya yang mendalam. Di sela raut wajahnya yang tertutup masker, dokter yang karakternya ceria ini terlihat sekali tengah berduka. Ia ikut menyalatkan dan menitipkan doa terbaiknya, melepas kepergian salah seorang staf administrasi AWS yang termasuk salah satu jenazah meninggal probable Covid-19.
"Betul," jawabnya singkat saat ditanya,"Belum landai juga sampai sejauh ini ya pak?"
Luka terdalam tentulah milik keluarga, karena tak bisa menuntun kalimat syahadat di telinga orang tercinta saat perjumpaan dengan ilahi semakin dekat. Tak bisa mencium kening orang terkasih pada perjumpaan terakhir.
Data yang berhasil dikumpulkan kemarin, terdapat 5 pasien meninggal probable Covid-19 dan 1 positif pada 3 rumah sakit yang berbeda di Samarinda. Masing-masing di RS AWS yakni RJ (pukul 23.15), PM (pukul 02.40) AS (pukul 07.55), H (pukul 15.30). Di RS Dirgahayu. MA (pukul 17.30) dan di RS Hermina, AW (pukul 10.58).
Kita semua mungkin sudah lelah. Sehingga terkadang bosan berada di rumah dan sudah tak tahan untuk beraktivitas normal. Namun lihatlah sejenak, kelelahan yang lebih, tentu dirasakan oleh tenaga medis yang sampai detik ini tiada henti-henti berjibaku menolong sesama.
Slogan yang dulu sempat menjadi senjata ampuh "Anda di rumah untuk kami, kami bekerja untuk anda" mungkin sudah tersimpan menjadi arsip.
Kita memang percaya, tak mungkinlah hujan datang terus menerus. Sebesar apapun tetesan hujan, bahkan badai sederas apapun pasti akan berakhir. Di penghujung hujan, tentulah ada pelangi.
Namun bantulah tenaga medis dengan segenap kemampuan kita untuk menghadirkan pelangi. Caranya hanya satu, jangan abaikan virus tak kasat mata yang bernama Covid-19. Mereka ada dimana-mana, jumlahnya kian tak terbendung jika kita tak membangun benteng pertahanan yang kokoh secara bersama-sama.
Ketatkan protokol kesehatan, wajibkan 3 M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan) dimana pun dan kapan pun.
Marilah bersama-sama menyongsong pelangi diu uung wabah ini. Bukankah itu yang kita rindu setelah enam bulan terkungkung wabah Covid-19 ini? (Inni Indarpuri/sul/humasprov kaltim)
25 Oktober 2020 Jam 22:31:53
Administrasi Pembangunan
16 November 2020 Jam 22:27:52
Administrasi Pembangunan
05 Desember 2019 Jam 13:25:38
Administrasi Pembangunan
20 Mei 2020 Jam 08:11:47
Administrasi Pembangunan
26 Maret 2019 Jam 20:22:06
Administrasi Pembangunan
17 Desember 2019 Jam 14:26:51
Administrasi Pembangunan
25 Januari 2021 Jam 19:40:07
Kesehatan
25 Januari 2021 Jam 19:39:38
Kesehatan
25 Januari 2021 Jam 19:39:12
Dekranasda
25 Januari 2021 Jam 19:38:51
Kegiatan Silaturahmi
24 Januari 2021 Jam 21:45:51
Sosial
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
09 Juli 2015 Jam 00:00:00
Kepemudaan dan Olahraga
03 Juni 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
29 Mei 2017 Jam 00:00:00
Perencanaan Kegiatan
24 September 2017 Jam 23:03:04
Event
23 November 2020 Jam 23:09:23
Berita Acara