SAMARINDA – Salah satu keberhasilan pembangunan adalah rendah dan terjaganya angka inflasi. Hal ini ditandai dengan membaiknya infrastruktur karena lancarnya distribusi barang, ketersedian barang yang mencukupi dan tidak adanya gejolak ekonomi dan politik.
Hal tersebut dikatakan Staf Ahli Gubernur Kaltim Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Budi Pranowo saat membuka Rapat Kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim di gedung Bank Indonesia Kaltim, Selasa (29/1).
“Inflasi Kaltim dalam tiga tahun terakhir terus turun setiap tahun. Ini menandakan keberhasilan pembangunan di seluruh Kaltim,” ujarnya. Dalam tiga tahun terakhir inflasi Kaltim adalah, pada 2010 mencapai 7,28 persen, 2011 (6,34 persen) dan 2012 terus mengecil menjadi 5,60 persen.
Inflasi secara umum digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan riil masyarakat. Sehingga, semakin tinggi angka inflasi, semakin rendah tingkat kesejahteraan karena tingginya harga barang.
Selain itu inflasi juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan. Semakin tinggi tingkat inflasi maka akan meningkatkan garis kemiskinan, yang berakibat semakin banyaknya penduduk miskin.
“Dengan inflasi yang rendah, maka kesejahteraan masyarakat juga meningkat karena daya beli masyarakat akan lebih kuat,” ujar Budi Pranowo.
Dengan tema “Penguatan Koordinasi dan Singkronisasi Pelaksanaan Program Kerja TPID Dalam Rangka Menghadapi Potensi Meningkatnya Gejolak Harga ke Depan,” diharapkan tantangan-tantangan ekonomi 2013 dapat dihadapi dan dipecahkan bersama-sama.
Adapun tantangan inflasi dalam beberapa bulan mendatang adalah kondisi cuaca buruk akibat perubahan iklim yang dapat berdampak pada kenaikan harga komoditas beberapa kebutuhan pokok akibat terhambatnya distribusi.
Saat ini untuk mengendalikan inflasi terdapat empat TPID di seluruh Kaltim, yaitu TPID Provinsi dan Kota Samarinda, TPID Balikpapan dan TPID Tarakan.
Ketiga kota ini juga merupakan kota-kota yang disurvey oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengetahui Indek Harga Konsumen (IHK) dan mengetahui angka inflasi setiap awal bulan.
Komoditas yang sering memberikan andil yang cukup besar dalam pembentukan inflasi di Kaltim selama tahun 2012 adalah beras, kelompok bumbu-bumbuan seperti bawang merah, bawang putih, dan cabe rawit. Kelompok ikan segar seperti ikan layang, bandeng, tongkol, udang basah, serta beberapa komoditas sayuran seperti bayam dan kacang panjang.
“Inflasi merupakan tanggung jawab seluruh kompo-nen di daerah. Saya berharap agar inflasi yang terus turun dapat terus dipelihara, bahkan dapat ditekan serendah mungkin,” ujarnya.(yul/hmsprov)
Foto : Staf Ahli Gubernur Kaltim Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Budi Pranowo memukul gong sebagai taanda dimulainya Rapat Kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).(yuliawan/humasprov kaltim)
22 Juli 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
18 Februari 2018 Jam 19:46:31
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
02 November 2017 Jam 12:10:46
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
25 Desember 2013 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
18 Juli 2019 Jam 08:28:12
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
01 September 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
27 Mei 2022 Jam 20:50:38
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
27 Mei 2022 Jam 20:47:27
Investasi
27 Mei 2022 Jam 20:45:09
Tokoh Inspirasi
26 Mei 2022 Jam 20:42:53
Pendidikan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
24 Juni 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
27 Mei 2013 Jam 00:00:00
Pemerintahan
28 Februari 2018 Jam 19:28:10
Perencanaan Pembangunan
16 November 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
20 Desember 2014 Jam 00:00:00
Pendidikan