SAMARINDA - Tiga investor Korea Selatan berminat tanamkan modalnya di Kaltim untuk pengembangan perkebunan ubi kayu atau singkong. Ubi kayu dapat dijadikan berbagai produk olahan makanan, bahan industri lem, pakan ternak hingga bahan bakar bio ethanol.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim, H Ibrahim, Senin (1/7), terkait dengan penanaman modal bidang pertanian di daerah ini.
"Ada tiga perusahaan yang berminat, Hyunday Farm Land & Development untuk investasi di perkebunan kedelai dan jagung. Kemudian Wooyang Frozen Foods Co, LTD untuk investasi sayur-mayur serta Daega Trading & Steel Co,Ltd untuk pengembangan ubi kayu dan pembelian ampas hasil olahan ubi kayu," jelasnya.
Dijelaskan, pengembangan ubi kayu di Kaltim dilakukan di 14 kabupaten/kota. Luas lahan yang terbanyak dikembangkan di Kabupaten Nunukan dengan luas 1.113 hektare dengan produksi 15.076 ton/tahun.
Pengembangan terbesar kedua berada di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 904 hektar dengan produksi 15.296 ton/ tahun. Kemudian di Kutai Barat juga dikembangkan dengan luasan 681 hektar dengan produktivitas 14.834 ton/ tahunnya.
Tidak hanya dikembangkan di kabupaten, ubi kayu juga diminati petani di tiga kota di Kaltim. Kota Balikpapan, misalnya mengembangkan ubi kayu dengan luasan 418 hektar dengan produktivitas 12.374 ton/hektar, Samarinda seluas 106 hektar dengan produksi 1.477 ton /tahun, dan Tarakan seluas 174 hektar dengan produksi 5.190 ton/ tahunnya.
Dijelaskan, dari proses pengolahan satu ton ubi kayu segar akan dihasilkan 300 kilogram tepung tapioka dan empat ton onggok atau ampas. Sisanya berupa uap air yang terbuang. Jadi untuk menghasilkan satu ton ampas ubi kayu, diperlukan ubi kayu segar sebanyak 2,5 ton.
Selain itu. melalui olahan sederhana di tingkat petani, ubi kayu kini dapat diolah menjadi tepung Modifikasi Cassava Flour atau Mocaf yang dapat menggantikan sebagian peran tepung terigu yang berasal dari olahan gandum.
Sementara di perusahaan-perusahaan besar ubi kayu bisa diolah menjadi produk turunan yang lebih komplek seperti bahan industri lem, pakan ternak berbentuk pelet, dan pengolahan bio energi yang dapat dicampurkan pada mesin-mesin kendaraan diesel.
"Minat investor Korea Selatan ini terus kita kawal dan disampaikan kepada kabupaten/kota untuk menyiapkan lahan pengembangannya. Diharapkan dalam tahun ini modal para investor tersebut dapat ditanamkan di Kaltim, sehingga dapat mempercepat pengembangan ubi kayu dan meningkatkan pendapatan petani kita," ujarnya. (yul/hmsprov)
///Foto : Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengamati tanaman singkong gajah yang diminati sejumlah investor untuk mengembangkan komuditas tersebut di daerah ini.(dok/humasprov kaltim)
01 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Investasi
14 Januari 2020 Jam 11:57:18
Investasi
27 Desember 2016 Jam 00:00:00
Investasi
28 Februari 2018 Jam 19:36:33
Investasi
02 Agustus 2017 Jam 08:17:48
Investasi
01 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Investasi
20 Januari 2021 Jam 18:31:15
Penanggulangan Bencana
20 Januari 2021 Jam 18:30:35
Program Pemerintah
20 Januari 2021 Jam 18:28:39
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
20 Januari 2021 Jam 18:28:09
Berita Acara
20 Januari 2021 Jam 18:27:28
Kerjasama Pemerintahan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
20 November 2015 Jam 00:00:00
Pekerjaan Umum
10 Februari 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
23 Mei 2016 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
22 Januari 2018 Jam 20:35:56
BNN
09 Juli 2013 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa