Menjelang senja, matahari mulai berangkat ke peraduan. Sementara itu aktivitas lalu lalang kendaraan di Jembatan Teluk Lerong seolah berlomba dengan hilir mudik kapal yang lalu lalang di Sungai Mahakam. Warna orange langit senja beradu keindahan dengan menara Islamic Center yang megah. Menggoda siapa saja yang melewati Jembatan Muara Teluk Lerong untuk berlama-lama menikmatinya. Gema Azan Magrib pun berkumandang, menambah syahdu suasana di Jembatan Muara Teluk Lerong.
Suasana Jembatan Menjelang Senja. Sekiranya penyair Chairil Anwar masih ada, mungkin iapun akan menggoreskan puisi tentang Senja di Jembatan Muara Teluk Lerong, sebagaimana ia menulis Senja di Pelabuhan Kecil.
Mungkin penduduk kota Samarinda masih ingat. Sebelum 2016 lalu, simpang tiga Jalan RE Martadinata, Pangeran Antasari dan Slamet Riyadi Samarinda selalu macet parah. Pada jam sibuk, kemacetan kian panjang yang bisa membuat pikiran stres. Apalagi ukuran jembatan pada Jalan RE Martadinata bisa disebut kurang lebar. Tak heran bila jembatan tersebut diberi gelar warga setempat dengan nama Jembatan Stres.
Namun pada 28 Januari 2016, gelar Jembatan Stres tersebut resmi menghilang. Bukan lenyap, namun telah ada tambahan jembatan di sisi jalan yang mengurai kemacetan itu. Pada tanggal ini Jembatan Muara Teluk Lerong diresmikan, nama Jembatan Stres tak lagi disandang.
"Adalah Bapak Awang Faroek Ishak yang visioner memiliki ide untuk membuat tambahan jembatan itu, sebagai perhatian Gubernur kepada rakyatnya. Kemudian diberi nama Jembatan Muara Teluk Lerong. Sehingga harapannya warga tidak stres lagi bila melalui jalan tersebut," tutur Hendro Prasetio, Jubir Gubernur Kaltim, ketika dikonfirmasi tentang penamaan Jembatan ini.
Hendro menambahkan, seharusnya proyek tersebut dikerjakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot). Namun karena ibukota Kaltim terletak di Samarinda, tak ada salahnya Pemerintah Provinsi turut membantu dalam pembangunan. Jadi gubernur menunjuk Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim untuk menggarap proyek tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim HM Taufik Fauzi ketika dikonfirmasi beberapa waktu yang lalu, menjelaskan, Jembatan Muara Teluk Lerong ini dikerjakan sejak 2013. Anggaran seluruhnya bersumber dari APBD Kaltim sebesar Rp 68 miliar. Panjang jembatan ini 390 meter, lebar 7 meter dan trotoar 1 meter.
Ya. Ketika senja merambah Sungai terpanjang di Provinsi ini. Sesekali terlihat pengendara motor nekat menghentikan kendaraannya. Berpose sejenak di Jembatan yang menyuguhkan keindahan yang tak bisa dilukiskan kata-kata ini. Jembatan Teluk Lerong berlatar Islamic Center kebanggaan warga Samarinda. Salah satu karya Gubernur Kaltim, terbukti dapat memecah kemacetan lalu lintas, dan kini kita rasakan sangat besar manfaatnya. (yuv/Ni/Humasprov)
30 April 2021 Jam 06:47:16
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
30 April 2021 Jam 06:46:34
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
09 April 2021 Jam 19:31:13
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
09 April 2021 Jam 19:29:16
Kunjungan Kerja
09 April 2021 Jam 08:44:08
Kesehatan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
30 Desember 2018 Jam 20:11:40
Pertanian dan Ketahanan Pangan
17 Maret 2014 Jam 00:00:00
Kepemudaan dan Olahraga
26 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
08 Juli 2013 Jam 00:00:00
Kesehatan
05 November 2020 Jam 23:10:48
Berita Acara