SAMARINDA - Kawasan Rumah Pangan Lestari akan terus dikembangakan di seluruh Kaltim untuk mencapai ketahanan dan kemandirian pangan untuk tingkat rumah tangga. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KPRL) merupakan salah satu konsep pemanfaatan lahan pekarangan keluarga baik di pedesaan maupun perkotaan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dengan memberdayakan potensi pangan lokal.
Demikian dikatakan Kepala Balai Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim, Mohammad Hidayanto, di ruang kerjanya Selasa (9/7), tentang upaya peningkatan ketahanan pangan berbasis rumah tangga.
"Dengan KPRL ini diharapkan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta mengembangkan ekonomi produktif dapat terpenuhi. Selain itu KPRL ini dapat menciptakan lingkungan hijau, bersih dan sehat dari pekarangan rumah keluarga," ujarnya.
Dijelaskan, pengembangan KPRL ini merupakan arahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat peluncuran KPRL di Pacitan Jawa Timur awal tahun lalu dan telah sukses dikembangkan di Kota Balikpapan dan beberapa kabupaten lain di Kaltim.
Pihaknya telah bekerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan baik di Provinsi maupun kabupaten/kota, untuk mewujudkan program KPRL ini hingga ke seluruh Kaltim.
Pada 2013, pengembangan KPRL di Kaltim dilakukan secara bertahap dengan rincian tiga lokasi masing-masing dikembangkan di Samarinda, Tenggarong, Balikpapan, Berau, Kutai Barat, Nunukan, Penajam Paser Uatara, Paser, Bontang dan Kutai Timur. Sedangkan untuk Kabupaten Bulungan, Tana Tidung, Malinau dan Kota Tarakan masing-masing dikembangkan di dua lokasi.
Tanaman yang dipilih untuk KRPL ini adalah tanaman pangan alternatif dan tanaman komersial berbasis gizi keluarga, berupa cabai, terong, sawi, seledri, pepaya, ubi, talas dan lainnya serta pengembangan budidaya ternak dan perikanan kolam.
Kebun KPRL ini mekanismenya dikembangkan di kebun kelurahan atau desa yang menghasilkan bibit tanaman untuk dibagikan kepada rumahtangga di lingkungan masing-masing. Selain itu kebun produksi kelurahan atau desa ini juga dapat memproduksi langsung bahan pangan alternatif dan sayuran ini untuk ketahanan masyarakat setempat.
"Kegiatan ini telah mampu menekan pengeluaran keluarga di perkotaan terhadap kebutuhan pangan sehari-hari, terutama cabai yang memiliki harga tinggi di pasaran namun dapat ditanam didalam pot atau polybag. Jika tiap keluarga memiliki kebun pangan sendiri di pekarangan, pengeluaran untuk pembelian sayur dapat dialihkan untuk kebutuhan lain," ujarnya.(yul/hmsprov).
22 Juli 2019 Jam 21:51:28
Pertanian dan Ketahanan Pangan
22 Maret 2016 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
15 Juli 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
10 Juni 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
17 Mei 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
23 Mei 2022 Jam 08:44:25
Gubernur Kaltim
23 Mei 2022 Jam 08:42:24
Gubernur Kaltim
22 Mei 2022 Jam 08:42:49
Ibu Kota Negara
21 Mei 2022 Jam 22:13:52
Wakil Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
19 April 2014 Jam 00:00:00
Kearsipan
07 Februari 2017 Jam 00:00:00
Kelautan dan Perikanan
21 Juli 2020 Jam 11:29:21
Pemerintahan
24 September 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
01 Juni 2020 Jam 12:33:40
Kesehatan