ANGGANA - Setelah sukses dengan pelayaran perdana internatinal direct call hasil perkebunan, Senin (9/4) lalu, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak kembali melaunching international direct call untuk ekspor hasil perikanan, Selasa (10/4). Direct call yang dilaunching Gubernur Awang Faroek kali ini adalah produksi PT Syam Surya Mandiri. Pengiriman barang akan dilakukan melalui Pelabuhan Internasional Balikpapan (Kaltim Kariangau Terminal) dan Bandara SAMS di Sepinggan Balikpapan.
Gubernur sangat berharap direct call hasil perikanan bisa dilakukan secara berkesinambungan. Perusahaan perikanan harus bisa menunjukan konsistensi dan tetap menjaga kualitas produk agar permintaan ekspor terus meningkat. "Jangan bulan ini direct call, bulan depan tidak ada lagi. Harus berkelanjutan. Itu baru namanya direct call," pesan Awang Faroek saat launching direct call ekspor hasil perikanan ke beberapa negara tujuan seperti Amerika, Inggris, Dubai, China, Taiwan, Hongkong, Singapura, Vietnam dan Thailand yang dilaksanakan di KPJ Play Land Anggana Kukar, Selasa (10/4).
Gubernur menantang para pengusaha di Kaltim untuk memanfaatkan keuntungan besar penerapan direct call dari Kaltim, bukan hanya dari sektor hasil perikanan. Sektor lainnya, seperti tanaman pangan maupun sektor peternakan dan hasil kehutanan menangkap peluang besar yang sudah sangat terbuka ini. "Ini akan berimbas pada pertumbuhan perekonomian Kaltim. Direct call juga akan mempercepat pertumbuhan kawasan industri sekaligus mempercepat transformasi pertumbuhan ekonomi daerah," yakin Awang.
Sementara Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri yang diwakili Kasubid Fasilitas Sarana dan Prasarana Perdagangan, Ringgo mengatakan potensi besar sektor kelautan dan perikanan Kaltim akan menjadi alternatif penopang perekonomian Kaltim, karena ekspor Kaltim mencapai US$ 27,83 juta pada tahun 2016. Dan lebih membanggakan untuk ekspor komoditi udang windu Kaltim yang mencapai 150 ton per bulan, saat ini menjadi barometer harga udang dunia. "Udang windu Kaltim tidak dibudidayakan dengan treatmen tertentu, tetap natural. Selain itu udang beku juga merupakan komoditas ekspor terbesar Kaltim dengan dengan nilai US$ 185 juta dan negara tujuan Amerika, Singapora, Malaysia, Hongkong serta negara-negara Eropa dan Asia," ungkap Ringgo.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim Ir Nursigit menyebutkan tujuan direct call untuk mempercepat pengiriman produk ekspor ke negara tujuan, yang selama ini terkesan lama menjadi lebih cepat. "Dengan direct call mutu produk ekspor akan lebih terjamin serta biaya pengiriman akan lebih murah, selain itu direct call akan mempercepat pertumbuhan kawasan industri terutama industri kelautan dan perikanan serta mempercepat transformasi pertumbuhan ekonomi," kata Nursigit.
Khusus untuk PT Syam Surya Mandiri, selain mendapat penghargaan dari Gubernur Awang Faroek juga menerima penghargaan Internasional Stars for Quality, sebuah lembaga sertifikasi kualitas udang dari Swiss yang diserahkan oleh Gubernur Awang Faroek dan diterima Direktur Utama PT Syam Surya Mandiri H Mangkana, bersama 21 penerima penghargaan lainnya. (mar/sul/humasprov)
07 Februari 2019 Jam 19:50:44
Kelautan dan Perikanan
01 Mei 2020 Jam 21:47:48
Kelautan dan Perikanan
11 April 2018 Jam 19:27:32
Kelautan dan Perikanan
23 Agustus 2018 Jam 20:40:02
Kelautan dan Perikanan
06 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Kelautan dan Perikanan
28 November 2017 Jam 08:53:24
Kelautan dan Perikanan
15 April 2021 Jam 20:10:56
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
15 April 2021 Jam 20:09:41
PKK
15 April 2021 Jam 20:08:15
PKK
15 April 2021 Jam 20:06:16
Administrasi Pembangunan
15 April 2021 Jam 20:06:02
Berita Acara
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
03 November 2016 Jam 00:00:00
Kesehatan
01 Februari 2017 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
01 Juni 2015 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
13 Mei 2018 Jam 20:25:31
Pembangunan
12 Januari 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan