SAMARINDA - Material lokal, berupa batu gunung, pasir dan batu-batuan dari sungai dan darat yang dimiliki Kaltim dinilai layak menjadi bahan kontruksi pembangunan jalan di daerah ini. Berdasarkan observasi bahan galian material di kabupaten Berau, Kutai Barat dan Kutai Timur, ditemukan sumber daya tersebut sebagai bahan konstruksi untuk pembangunan jalan wilayah perbatasan.
Kajian ini dilakukan Balai Pengujian Mutu dan Standarisasi Kontruksi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim.
“Pengujian dilaksanakan di Kabupaten Nunukan pada 2008, Bulungan 2009 dan Paser 2010. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dinilai mampu sebagai bahan konstruksi yang baik untuk pembangunan infrastruktur jalan,” kata Kepala Balitbangda Kaltim Hj Halda Arsyad pada pemembukaan seminar hasil penelitian kajian pengembangan infrastruktur untuk mendukung pengembangan pariwisata dan pemanfaatan material lokal bagi pembangunan kawasan perbatasan di Kantor Balitbangda Kaltim, Selasa (1/10).
Menurut dia, material batuan tersebut, tersebar di wilayah Berau, Kutai Barat dan Kutai Timur. Sementara itu Kaltim masih tergantung pada pasokan material dari luar Kaltim. Padahal pembangunan infrastruktur perbatasan, terutama jalan menjadi prioritas utama.
Saat ini upaya pemanfaatan material lokal memang telah dirintis Dinas Pekerjaan Umum Kaltim. Misalnya, dalam pembangunan jalan nasional wilayah I Kaltim telah menggunakan material setempat yang bisa digunakan untuk pondasi jalan poros tengah sepanjang 390 kilometer dari Samarinda hingga Loa Janan-Tenggarong-Senoni-Batas Kalteng. Kemudian jalan perbatasan 20.685 kilometer dari Simanggaris hingga batas negara dan jalan penghubung 258 kilometer.
Kendati demikian, untuk lapisan lainnya tetap menggunakan bahan yang didatangkan dari Sulawesi Tengah.
Pemanfaatan material lokal dilakukan untuk mengatasi kelangkaan material dan penghematan biaya. Berdasar hasil pengujian laboratorium, nilai keausan (abrasi) pada sebagian besar material lokal khususnya pasir dan batu, serta batu kapur, telah memenuhi persyaratan Standart Nasional Indonesia (SNI).
Meskipun kualitasnya masih di bawah material dari Palu, namun material lokal Kaltim bisa dimanfaatkan untuk pembangunan jalan beton.
Potensi matrial ini, terdapat di Kabupaten Kutai Barat berupa Batu Gamping 12,32 juta ton, Pasir Batu 6, 01 juta ton dan Emas 176 ton dan sudah diusahakan dalam skala kecil. Kemudian di Kabupaten Kutai Timur didominasi jenis pasir batu 120 juta metrik ton, lempung 220 juta metrik ton yang ada di Sangkulirang dan Muara Wahau.
Kabupaten Kutai Kartanegara dari hasil inventarisasi Distamben Kabupaten Kukar berupa batuan agregat kasar dan pasir batu.(jay/hmsprov).
14 Maret 2013 Jam 00:00:00
Perhubungan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Perhubungan
06 November 2013 Jam 00:00:00
Perhubungan
13 Desember 2018 Jam 08:34:43
Perhubungan
18 Mei 2018 Jam 23:54:20
Perhubungan
19 Juni 2013 Jam 00:00:00
Perhubungan
26 Februari 2021 Jam 06:48:01
Berita Acara
26 Februari 2021 Jam 06:46:15
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
25 Februari 2021 Jam 22:29:50
Kesehatan
24 Februari 2021 Jam 23:12:16
Berita Acara
24 Februari 2021 Jam 23:10:36
Perencanaan Kegiatan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
02 Mei 2019 Jam 10:46:22
Statistik
05 September 2013 Jam 00:00:00
Lingkungan Hidup
17 Maret 2016 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
27 November 2018 Jam 18:35:13
Kegiatan Pemerintah
08 Januari 2021 Jam 19:27:57
Kesehatan