Pendidikan Multikultur Perekat Kemajemukan
BALIKPAPAN - Wakil Gubernur Kaltim HM Mukmin Faisyal HP mengemukakan pendidikan multikultur sebagai upaya menghargai proses pengembangan semua potensi dan pluralitas (keragaman) serta heterogenitas (kemajemukan) masyarakat sehingga membuka sekat dalam dunia pendidikan.
Demikian hal yang disampaikan Mukmin Faisyal pada pembukaan The 14th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS/Konferensi Kajian Ilmiah Mahasiswa Islam Internasional) di Balikpapan, Jumat (21/11).
Menurut Wagub, pluralitas dan heterogenitas hendaknya menjadi kesadaran yang ditanamkan secara sistematis bagi para peserta didik bahwa sesama warga sama-sama memiliki hak untuk memperoleh pendidikan dan bebas menentukan pilihan pendidikan.
“Pendidikan multikultur diharapkan mampu menempatkan diri peserta didik sebagai bagian dari keseluruhan dan bertanggungjawab menjaga keharmonisan dan kedamaian menuju kesejahteraan bersama,” kata Mukmin Faisyal.
Selain itu, pendidikan multikultur salah satu cara menyelamatkan krisis identitas kebudayaan. Padahal, multikultur sebagai fitrah tetap akan ada sepanjang zaman dan memiliki banyak kearifan yang diharapkan mampu bertahan dan tidak tertelan kultur global.
Pendidikan multikultur merupakan sistem yang dapat menghargai, mengkonservasi dan melestarikan berbagai kultur demi keluhuran watak dan peradaban manusia. Terutama dalam menghadapi masuknya kultur-kultur (budaya) pada era globalisasi saat ini.
“Melalui pendidikan multikultur maka berbagai pengaruh negatif yang terbawa arus globalisasi baik budaya dan informasi dapat disaring dengan tetap memuliakan pengaruh positif pada masing-masing kultur,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu Mukmin berharap konferensi mampu menghasilkan pemikiran dan formulasi jelas tentang implementasi pendidikan multicultural menurut konsepsi Islam baik dari sisi tujuan pendidikan, kurikulum, metodologi maupun evaluasi.
“Pengembangan pemikiran dan formula implementasi pendidikan multikultur hendaknya merujuk pada dalil-dalil yang tersurat maupun tersirat dalam Al Qur’an. Pada dasarnya, multikulturalisme sudah diserukan Islam baik untuk kedamaian maupun kerjasama antar umat beragama,” ujar Mukmin Faisyal.
Konferensi kajian ilmiah yang digelar selama empat hari sejak 21-24 November diikuti 1.600 peserta dari mahasiswa IAIN seluruh Indonesia dan enam negara (Marokko, Mesir, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Australia, Malaysia dan Qatar). Acara ini dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin. (yans/sul/hmsprov)
///Foto: KAJIAN ILMIAH. Wagub Mukmin Faisyal (kiri) didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin (tengah) menerima buku Sejarah ACIS/AICIS dari Dirjen Pendidikan Islam Komarudin Amin.(fajar/humasprov kaltim)
28 Februari 2014 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 Mei 2014 Jam 00:00:00
Pendidikan
28 Maret 2016 Jam 00:00:00
Pendidikan
06 September 2019 Jam 20:28:24
Pendidikan
05 Februari 2018 Jam 19:19:56
Pendidikan
05 Desember 2018 Jam 20:02:47
Pendidikan
06 Maret 2021 Jam 21:45:02
Penanggulangan Bencana
06 Maret 2021 Jam 21:44:42
Penanggulangan Bencana
05 Maret 2021 Jam 19:51:36
Sosial
05 Maret 2021 Jam 18:07:30
Kegiatan Silaturahmi
05 Maret 2021 Jam 18:07:06
Ketetapan Pemerintah
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
11 Desember 2016 Jam 00:00:00
Perkebunan
14 April 2014 Jam 00:00:00
Energi dan Sumber Daya Mineral
15 Agustus 2019 Jam 11:55:33
Perkebunan
04 Juli 2015 Jam 00:00:00
Pemerintahan
13 Desember 2016 Jam 00:00:00
Agama