SAMARINDA – Kotoran hewan (Kohe) sapi selain mampu diolah menjadi biogas ternyata bermanfaat diolah menjadi pupuk organik. Pupuk jenis ini bisa diperoleh dengan harga murah, memiliki nilai ekonomis serta aman bagi tanaman.
“Sampai saat ini masih ada kotoran sapi dibuang. Padahal, kotoran itu dapat lebih bermanfaat setelah melalui proses pengolahan menjadi kompos atau pupuk organik,” kata Plt Kepala Dinas Peternakan Kaltim H Dadang Sudarya.
Berdasarkan penelitian satu ekor sapi menghasilkan kotoran rata-rata 10-25 kilogram perhari. Apabila dalam satu kandang kolektif dipelihara sebanyak 100 ekor sapi, maka kotoran yang dapat dikumpulkan mencapai 2.500 kilogram perhari.
Menurut dia, kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan (pupuk organik).
Pupuk organik yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang.
“Pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah untuk lahan pertanian, maka perlu dilakukan pembuatan kompos dari kotoran sapi, sehingga peternak sapi akan mendapatkan nilai tambah,” jelasnya.
Kotoran sapi dimanfaatkan sebagai kompos organik yang baik untuk pembenahan tanah dan dapat meningkatkan produksi tanaman. Manfaat lain, kandang menjadi lebih bersih dan sehat serta mengurangi pencemaran lingkungan.
Mengurangi populasi lalat di sekitar kandang dan secara langsung kompos digunakan untuk lahan pertanian atau dapat dijual (nilai ekonomi). Mampu menggantikan penggunaan pupuk kimia atau mengurangi biaya produksi.
“Kohe yang diolah menjadi pupuk organik selain dapat digunakan peternmak untuk lahan pertaniannya juga dapat meningkatkan pendapatannya karena dapat dijual. Termasuk lahan bebas dari biji tanaman liar (gulma), tidak berbau dan mudah digunakan serta meningkatkan produksi berbagai tanaman antara 10-30 persen,” ungkap Dadang Sudarya. (yans/hmsprov)
///Foto : Dadang Sudarya (dua dari kiri) memperlihatkan tanaman tumbuh subur di pekarangan menggunakan pupuk kotoran hewan.(massdiansyah/humasprov kaltim)
31 Mei 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
13 April 2018 Jam 19:52:15
Pertanian dan Ketahanan Pangan
06 Februari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 April 2018 Jam 13:52:59
Pertanian dan Ketahanan Pangan
03 Maret 2019 Jam 20:35:14
Pertanian dan Ketahanan Pangan
09 November 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
25 Mei 2022 Jam 21:29:18
PKK
25 Mei 2022 Jam 21:26:43
Wakil Gubernur Kaltim
25 Mei 2022 Jam 21:20:08
Administrasi Pembangunan
24 Mei 2022 Jam 21:15:23
Wakil Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
04 Desember 2016 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
01 April 2022 Jam 21:24:54
Kegiatan Silaturahmi
20 November 2013 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
06 Oktober 2021 Jam 21:06:35
Even Olahraga
22 Oktober 2019 Jam 22:25:11
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa