SAMARINDA - Kalimantan Timur sangat terbuka bagi siapa saja, agama maupun suku adat apa saja. Bahkan boleh tinggal biar mau seribu tahun atau selamanya di Benua Etam.
Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi secara khusus saat menghadiri Silaturahim Kebangsaan Tokoh Lintas Adat, Agama, Pemuda, Mahasiswa dan Ormas se Kaltim
Kegiatan dalam rangka Mempererat Persatuan dan Kesatuan digagas Kepolisian Daerah (Polda) Kaltim ini dilaksanakan di Ballroom Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Jumat (27/9/2019).
Kaltim menurut Wagub, provinsi yang membuka diri sejak jaman kerajaan hingga saat ini. Negeri ini lanjutnya, memberikan kesempatan bagi anak bangsa bisa hidup tenang, aman, damai dan nyaman.
"Saudara-saudara kami dari mana saja silahkan tinggal kesini (Kaltim), khususnya saudara kita dari Papua. Silahkan tinggal, biar mau seribu tahun. Tidak perlu khawatir," kata Hadi Mulyadi.
Bagi Hadi banyak bukti sejarah yang menunjukkan Kaltim sangat peduli dengan berbagai suku bangsa. Termasuk bukti hubungan diplomatik yang baik antara kerajaan tertua di Indonesia (Kutai) dengan kerajaan-kerajaan di nusantara.
"Malam ini sangat luar biasa. Kita berkumpul semua dan menyatakan tekad bersama untuk memperatahankan persatuan bangsa. Terlebih terus memelihara dan menjaga kondusifitas Benua Etam," ujar Hadi.
Mantan legislator Karang Paci dan Senayan ini sangat berharap masyarakat Kaltim tidak mudah terhasut isu atau informasi yang tidak jelas sumbernya. Apalagi informasi itu bohong atau Hoax.
"Saya berharap kita semua. Siapa saja, jangan mudah percaya terlebih terhasut atas informasi yang tidak diketahui sumber pastinya," harap Hadi.
Atas nama pemerintah dan masyarakat, Wagub Hadi Mulyadi sangat mengapresiasi terhadap silaturahmi yang dilaksanakan Kapolda Kaltim bersama jajaran.
Sementara Kapolda Kaltim Irjen Pol Priyo Widyanto mengakui saat ini ada tiga isu hangat yang menjadi perhatian semua pihak. Yakni, isu peristiwa Papua, kebakaran hutan dan.lahan serta isu penolakan rancangan undang-undang.
Isu Papua khuausnya peristiwa kerusuhan Wamena lanjutnya, dimana ada ajakan seluruh warga Papua untuk disuruh kembali ke daerahnya. Sedangkan isu Karhutla, dituduhkan pemerintah daerah termasuk aparat terkait tidak mampu mengatasi Karhutla. Sementara isu RUU, dituntut pemerintah tidak dulu menyetujui dan mengesahkannya. Sebaliknya, diminta merevisi bahkan membatalkan yang sudah disahkan.
"Kami sangat bersyukur seluruh tokoh-tokoh agama, adat, pemuda, mahasiswa dan ormas hadir. Memang mereka selalu hadir jika diundang. Untuk kondusifitas daerah kita, mari cermati dan kelola isu-isu itu secara baik dan bijak. Jangan mudah terpancing dan terhasut," beber Priyo.
Hadir Kasrem 091 ASN Kolonel Infanteri Ruslan Effendy mewakili Pangdam VI Mulawarman, Ketua DPRD Kaltim H Makmur HAPK serta jajaran Forkopimda Kaltim, Kabinda Kaltim Brigjen TNI Masrumsyah, Kepala BNNP Kaltim Brigjen Pol Raja Haryono, Kepala Badan Kesbangpol Kaltim Yudha Pranoto.
Acara silaturahmi diawali dengan tarian daerah dari seluruh nusantara di Indonesia. Dilanjutkan pembacaan deklarasi bersama oleh masing-masing tokoh lintas agama, adat, pemuda, mahasiswa dan ormas.(yans/her/humasprovkaltim)
13 Januari 2019 Jam 20:44:25
Kegiatan Silaturahmi
08 Januari 2019 Jam 21:37:25
Kegiatan Silaturahmi
01 September 2019 Jam 22:18:23
Kegiatan Silaturahmi
28 Juli 2019 Jam 18:38:36
Kegiatan Silaturahmi
26 Juni 2019 Jam 16:07:35
Kegiatan Silaturahmi
19 Januari 2021 Jam 12:06:36
Kepemudaan dan Olahraga
19 Januari 2021 Jam 12:04:34
Pemerintahan
18 Januari 2021 Jam 22:29:29
Penanggulangan Bencana
18 Januari 2021 Jam 22:25:53
Kesehatan
18 Januari 2021 Jam 17:08:14
Pemerintahan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 November 2019 Jam 23:11:58
Siaran Pers
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 April 2019 Jam 18:30:23
Kolom Minggu
17 Desember 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
17 Januari 2017 Jam 00:00:00
Kehutanan
28 September 2013 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
11 Juli 2019 Jam 08:57:34
Kehumasan
17 April 2013 Jam 00:00:00
Kewirausahaan