Tenggarong — Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur memperkuat pembangunan desa melalui peningkatan Indeks Desa di seluruh wilayah Kaltim. Upaya tersebut diwujudkan dengan menggelar Rapat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Fasilitasi Pembahasan Capaian Status Indeks Desa, yang berlangsung di Hotel Grand Fatma, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Senin (3/11/2025).
Kegiatan ini dihadiri perwakilan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi Kaltim, DPRD Komisi IV, Bappeda, serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kabupaten/kota se-Kalimantan Timur.
Kepala Biro Kesra Setda Kaltim, Dasmiah, dalam sambutannya menegaskan bahwa rapat Monev ini merupakan langkah strategis memperkuat koordinasi dan evaluasi capaian pembangunan desa di seluruh wilayah Kaltim.
“Permasalahan indeks desa di Kalimantan Timur berakar dari ketimpangan pembangunan antarwilayah, terutama antara perkotaan dan perdesaan. Kita fokus pada tiga dimensi utama, yaitu ketahanan sosial dasar, ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi,” ujar Dasmiah.
Ia mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi desa-desa di Kaltim, seperti keterbatasan infrastruktur dasar, akses layanan publik, hingga rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di tingkat desa.
“Masih banyak desa, terutama yang berstatus tertinggal, menghadapi keterbatasan akses jalan dan transportasi. Padahal, jalan merupakan indikator utama yang membuka peluang bagi pembangunan lainnya,” jelasnya.
Selain itu, Dasmiah juga menyoroti kesenjangan layanan pendidikan dan kesehatan antara wilayah perkotaan dan perdesaan.
“Meskipun indeks pembangunan manusia (IPM) Kaltim termasuk yang terbaik di Indonesia, ketimpangan antara kabupaten dan kota tetap menjadi tantangan yang harus kita tangani bersama,” tambahnya.
Dalam upaya mempercepat transformasi digital desa, Dasmiah menekankan pentingnya peningkatan kapasitas aparatur desa dalam pengelolaan data berbasis sistem Electronic Data Management (EDM).
“Kita perlu memperkuat kemampuan administrasi dan digitalisasi data di desa, karena data inilah yang menjadi dasar kebijakan pembangunan yang tepat sasaran,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa karakteristik geografis dan ekologis Kaltim yang beragam memerlukan pendekatan pembangunan yang spesifik dan ramah lingkungan, terutama bagi desa yang berada di kawasan gambut dan wilayah dengan akses terbatas.
Lebih lanjut, Dasmiah menjelaskan bahwa kegiatan Monev kali ini memiliki lima tujuan utama, yakni:
“Tujuan akhirnya tentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, karena indeks desa adalah cerminan dari keberhasilan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya. (mediamitra/pt)
Sumber: Media Mitra Diskominfo Kaltim