Samarinda – Pemerintah menegaskan pengendalian inflasi masih jadi prioritas utama. Hal ini disampaikan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang digelar secara daring, Selasa (2/9/2025).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi nasional year-on-year (y-on-y) pada Agustus 2025 tercatat 2,31persen. Sedikit menurun dari Juli yang mencapai 2,37 persen dan masih berada dalam batas target Bank Indonesia yakni 2,5±1 persen. Sementara deflasi bulanan tercatat -0,08 persen.
Di Kalimantan Timur sendiri, BPS Kaltim mencatat inflasi y-on-y pada Agustus sebesar 1,79 persen. Menurun dari Juli sebesar 2,08 persen.
Mendagri Tito Karnavian menegaskan pentingnya respons cepat untuk menjaga stabilitas harga.
“Inflasi dan stabilitas masyarakat adalah dua sisi mata uang. Kepala daerah harus responsif dengan menggelar rapat Forkopimda, memantau pasar, dan menjalankan program pro-rakyat seperti Gerakan Pangan Murah dan bansos,” ujar Tito.
Gubernur Kaltim, H. Rudy Mas’ud (Harum) mengikuti rapat ini secara daring dari Ruang Heart of Borneo (HOB). Menurutnya, situasi inflasi di Kaltim meski lebih rendah dari nasional memerlukan antisipasi ekstra. Koordinasi antar daerah, ketersediaan pangan, dan antisipasi pasokan jadi kunci. Semua kepala daerah kabupaten/kota harus berkoordinasi, agar kestabilan harga tetap terjaga di setiap sudut Kaltim.
Dengan inflasi nasional dan daerah yang masih terkendali, langkah selanjutnya adalah memperkuat sinergi pusat-daerah, mempercepat penyaluran bantuan, dan mengurangi ketegangan sosial. Kewaspadaan dan keterlibatan seluruh elemen, menjadi kunci keberlanjutan ekonomi dan kestabilan masyarakat. (KRV/pt)