Kaltim Serukan Kepedulian Bersama pada Hari AIDS Sedunia

Samarinda — Peringatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember kembali menjadi momentum pengingat pentingnya kepedulian bersama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kalimantan Timur. Pemerintah provinsi bersama tenaga kesehatan dan pegiat komunitas menegaskan komitmen untuk terus memperkuat kolaborasi lintas sektor demi menekan laju penularan dan menghapus stigma di masyarakat.

Tema global “Overcoming Disruption, Transforming the AIDS Response” dan tema nasional “Bersama Hadapi Perubahan, Jaga Keberlanjutan Layanan HIV” menjadi penekanan bahwa layanan HIV harus terus berjalan meski menghadapi dinamika sosial dan kebijakan. Pesan ini dinilai selaras dengan kondisi Kaltim yang masih mencatat temuan kasus baru setiap tahunnya. Peringatan ini juga disebut sebagai momentum memperkuat edukasi publik dan menghapus stigma di masyarakat.

Img 2160

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kaltim, Ivan Hariyadi, menyampaikan bahwa jumlah temuan kasus HIV masih tinggi. Samarinda, Balikpapan dan Kutai Kartanegara tetap menjadi daerah dengan kasus tertinggi karena mobilitas penduduk yang tinggi.

“Dari Januari sampai Oktober 2025 sudah ada 1.018 kasus baru dan rata-rata setiap tahun angkanya sekitar seribu,” ujarnya saat menjadi narasumber pada Dialog Publika TVRI Kaltim, Senin sore (1/12/2025).

Ivan menjelaskan bahwa kelompok risiko terbesar adalah lelaki seks lelaki (LSL) dan pekerja seks perempuan. Sementara, penularan melalui jarum suntik semakin menurun. Namun, hambatan terbesar masih berupa stigma.

“Banyak yang menyangkal saat mendapat hasil tes dan akhirnya enggan berobat. Stigma membuat mereka takut datang ke layanan. Padahal stigma tersebut tidak hanya menghambat pengobatan tetapi juga meningkatkan risiko penularan baru,” jelas Ivan.

Img 2157

Di tempat yang sama,  Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Kaltim, Jurnanto, menegaskan kembali komitmen pemerintah yang sangat memberi dukungan kegiatan dan pendanaan agar layanan dan edukasi berjalan. Menurutnya dinamika ekonomi dan tingginya arus pendatang juga menjadi tantangan yang perlu mendapat perhatian melalui edukasi berkelanjutan.

“Pemprov Kaltim sangat peduli dengan komitmen terhadap penggulangan AIDS. Tingginya arus pendatang ke Kaltim yang harus diimbangi dengan sosialisasi berkelanjutan agar masyarakat memahami risiko dan cara pencegahannya,” ucapnya.

Selain itu, Pegiat pendamping ODHIV di Kaltim, Rhasya, menambahkan bahwa stigma harus dilawan dengan edukasi yang benar. Ia berharap peringatan Hari AIDS Sedunia ini mampu meningkatkan kesadaran publik, memperkuat dukungan sosial, dan mendorong semakin banyak masyarakat melakukan deteksi dini sehingga Kaltim dapat mencapai target eliminasi AIDS pada 2030.

Img 2156

“Masih banyak stigma bahwa ODHIV tidak bisa bekerja atau bergaul. Padahal, bila rutin minum ARV, mereka bisa hidup normal, sekolah, bekerja, dan produktif seperti biasa,” jelasnya. (cht/pt)