SAMARINDA - Pemprov Kaltim mengapresiasi rencana aksi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat-Suwi di Kabupaten Kutai Timur tahun 2024-2028 yang disusun oleh Lembaga Mitra Lingkungan Kalimantan (Lemilka). Sekda (Sekda) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni mengatakan ke depan diharapkan kawasan esensial atau ekosistem penting Lahan Basah Mesangat-Suwi bukan hanya untuk menjaga nilai ekologi sosial ekonomi saja, tetapi menjadi ekowisata.
"Artinya, ke depan kawasan tersebut diharapkan tidak hanya menjadi ekosistem penting dan dijaga nilai ekologi sosial ekonominya saja, tetapi menjadi fokus bahwa Provinsi Kaltim memiliki potensi keanekaragaman hayati. Yang tentunya berpotensi untuk ekowisata," kata Sekda Kaltim Sri Wahyuni ketika menjadi keynote speech Rencana Aksi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi di Kabupaten Kutai Timur tahun 2024-2028 yang diinisiasi Yasiwa dan Yayasan Ulin dengan dukungan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) melalui program “Penguatan Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi (KEP-LBMS) sebagai Habitat Buaya Siam dan Bekantan di Kabupaten Kutai Timur”.
Acara digelar di Hotel Mercure Samarinda, Rabu 17 Januari 2024. Sri menjelaskan, saat ini Pemprov Kaltim sedang menyiapkan ekowisata mana saja yang nantinya dapat menunjang pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN). Keanekaragaman hayati yang ada di Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi (KEP-LBMS) ini sangat mendukung pariwisata."Jadi, jika ada wisatawan yang ingin mengetahui endemik Kalimantan, salah satunya yang ada di Mesangat-Suwi ini. Yaitu, bekantan dan buaya badas," kata Sri. Habitat tersebut, hanya ada di kawasan tersebut. Untuk itu, habitat dimaksud perlu dipelihara, dijaga dan edukasinya bukan hanya disampaikan kepada masyarakat lokal setempat, tetapi masyarakat luar daerah. Artinya, membuktikan Provinsi Kaltim masih memiliki kawasan yang masih terjaga keanekaragaman hayatinya. "Salah satunya menjadikan kawasan itu sebagai ekowisata," pesannya.
"Memang perlu perjuangan mengembangkan kawasan tersebut, yaitu infrastruktur dan kualitas SDM. Paling tidak, ketika masyarakat sudah diberikan pemahaman untuk terlibat menjaga kawasan itu. Sehingga tidak sulit menjadikan kawasan ini sebagai salah satu destinasi kunjungan wisata potensial di Kaltim," jelasnya.Hadir Kepala DLH Kaltim EA Rafiddin Rizal, Direktur TFCA Kalimantan Puspa Dewi Liman, Asisten II Sekkab Kutim Zubair, Ketua Harian DDPI Kaltim Daddy Ruhiyat dan sejumlah pimpinan organisasi lingkungan. (jay/sul/ky/adpimprov kaltim)