Soroti Akses Jalan Hulu Mahakam, Pemerintah Target Rampung Akhir 2025

Samarinda – Harapan masyarakat Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) untuk mendapat akses jalan yang lebih baik terus disuarakan. Sejak dimekarkan lebih dari sepuluh tahun lalu, Mahulu masih tercatat sebagai salah satu kabupaten paling terisolasi di Kalimantan Timur. Akses utama masyarakat untuk keluar masuk daerah ini masih bertumpu pada Sungai Mahakam.

Kondisi tersebut berimbas pada tingginya biaya logistik, mahalnya harga barang kebutuhan pokok, hingga terbatasnya layanan pendidikan dan kesehatan. Tidak mengherankan bila pembukaan jalan darat menjadi dambaan seluruh warga. Sehingga, harapan ini menjadi isu hangat dalam Dialog Publika TVRI Kaltim yang digelar, Selasa (2/9/2025).

Forum yang menghadirkan Wakil Bupati Mahulu Muhammad Saktianto, Kasatker Pelaksanaan Jalan Perbatasan Kaltim BBPJN Mochamad Saktianto dan Kabid Bina Marga Dinas PUPR-Pera Kaltim, R. Hariadi  ini secara khusus membahas proges pembangunan akses jalan darat menuju wilayah hulu Mahakam.

Img 9255

Wakil Bupati Mahulu menegaskan, pemerintah daerah bersama provinsi sudah mengalokasikan anggaran sekitar Rp206 miliar untuk pembangunan jalan Tering–Ujoh Bilang. Namun ia menekankan, kualitas konstruksi menjadi hal paling penting agar jalan tidak cepat rusak.

“Kalau hanya mengandalkan aspal, maksimal enam bulan sudah rusak. Solusinya harus beton agar bertahan lama. Jangan sampai pembangunan setengah-setengah,” ujarnya.

Dari sisi teknis, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kaltim memastikan tahun ini ada tiga paket pekerjaan, termasuk peningkatan ruas Tering–Long Bagun sepanjang lebih dari 20 kilometer. Ruas ini sangat vital karena akan menjadi jalur penghubung Mahulu dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, bahkan membuka koneksi ke Sarawak, Malaysia.

Img 9257

Sementara itu, Dinas PUPR-Pera Kaltim mengebut pembangunan jalan penghubung Tering–Ujoh Bilang yang ditargetkan selesai pada Desember 2025. Jalur tersebut diyakini bakal memperlancar distribusi barang sekaligus mobilitas masyarakat di kawasan pedalaman. Komitmen pemerintah provinsi yang menargetkan jalan darat menuju Mahulu ditargetkan rampung paling cepat akhir 2025 dan paling lambat 2026. 

Img 9261

Bagi masyarakat Mahulu, jalan darat bukan sekadar infrastruktur fisik, melainkan urat nadi yang menentukan masa depan. Dengan jalan yang layak, biaya logistik bisa ditekan, distribusi hasil perkebunan lebih cepat, harga kebutuhan pokok lebih terjangkau, dan akses pendidikan serta kesehatan lebih mudah diraih. Karena itu, janji penyelesaian jalan pada akhir 2025 menjadi harapan besar sekaligus tuntutan nyata. (cht/pt)