Maratua, Berau - Akademisi dari Universiti Malaysia Sabah (UMS) yang juga merupakan anggota Dewan Jaringan Ekowisata Asia (AEN) Professor Jennifer Chan turut memberikan pandangan mengenai pentingnya menghubungkan perubahan iklim dengan konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan pariwisata berkelanjutan.
Hal ini disampaikannya pada kegiatan Konferensi Ekowisata di Maratua (1-4/12/2024) baru-baru ini.
Maratua Ecotourism Conference yang berlangsung di Pulau Maratua ini, merupakan inisiatif pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pariwisata Kalimantan Timur, bertujuan untuk memperkuat sinergi antara konservasi, perubahan iklim, dan sektor pariwisata di Bumi Etam.
Jennifer menjelaskan bahwa perubahan iklim yang semakin intensif memberikan dampak signifikan terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati yang menjadi daya tarik utama dalam ekowisata.
“Biodiversity that is well-preserved is not only crucial for the balance of our ecosystems, but also essential for the sustainability of nature-based tourism,”he said.
“Keanekaragaman hayati yang terjaga dengan baik tidak hanya penting untuk keseimbangan ekosistem kita, tetapi juga sangat diperlukan untuk keberlanjutan pariwisata berbasis alam,“ ujar Jennifer.
Perubahan iklim, khususnya kenaikan suhu dan pola cuaca yang tidak menentu, semakin memengaruhi kawasan alam yang menjadi tujuan wisata, seperti terumbu karang dan hutan tropis. Dia pun menerangkan sedikitnya ada 3 langkah kunci untuk membangun pariwisata berkelanjutan yang menghubungkan dampak dari adanya perubahan iklim, dengan Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pariwisata.
Ketiga poin itu yakni Manajemen Berbasis Komunitas (Community-Based Management), yang Manajemen berbasis komunitas adalah pendekatan yang melibatkan masyarakat setempat dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya alam.
Selanjutnya, Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan (Collaboration with Stakeholders), yaitu Kolaborasi antara berbagai pihak—termasuk pemerintah, sektor swasta, LSM dan Masyarakat. Bagi Jennifer, tanpa sinergi yang kuat antar semua pihak, upaya untuk melestarikan alam dan mengembangkan ekowisata yang berkelanjutan tidak akan berhasil.
Terakhir, penting juga untuk membuat Model Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Models), yang menjadi salah satu cara untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Sebuah model pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk menjaga kelestarian alam tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat lokal, serta mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem.
Dirinya pun mengajak para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam mengembangkan model ekowisata yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan alam demi generasi yang akan datang.
“Ecotourism, when managed sustainably, can be a powerful tool for environmental education and local community development, creating both economic benefits and conservation incentives,”
“Ekowisata, ketika dikelola secara berkelanjutan, dapat menjadi alat yang kuat untuk pendidikan lingkungan dan pengembangan komunitas lokal, sekaligus menciptakan manfaat ekonomi dan insentif untuk konservasi,” tutupnya. (cpy/pt)